Persija Oren
Persija Oren
Persija Oren
JakOnline-
Assalamu’alaikum..apa kabar kawan – kawan disana? Baik dan sehat – sehat harapannya.
Assalamu’alaikum..apa kabar kawan – kawan disana? Baik dan sehat – sehat harapannya.
Sekelumit
persoalan belum mampu menjengal langkah – langkah positif untuk
bergerak melaju bintang kemenangan. Rutinitas yang membosankan bisa jadi
karena kita terlalu terlena dalam zona aman diri. Ketika semuanya
bergerak simultan serta membutuhkan akselerasi tinggi apa yang terjadi
jika selimut dan hawa sejuk begitu menggoda. Banyak orang di Jakarta
masih saja bergerak tanpa mengkhawatirkan jegalan – jegalan dari
sekitarnya. Tetapi masih lebih banyak orang – orang disini yang hanya
sibuk menjegal tanpa bergerak dari titik dimana mereka memulai.
Kelompok
– kelompok pada daerah kekuasaan masing – masing terus menancapkan
cakar – cakar kepentingannya. Seakan waktu dibuat tak bergerak. Ada
kelompok yang berlandaskan ideologi kebebasan ala Calius Calligula. Ada
juga kelompok yang seperti telah “mengantongi” kunci syurga. Dan banyak
yang mencari aman dengan membangun menara – menara di kedua sisinya.
Akh!
Bahasanya terlalu rumit dan sedikit membosankan. Karena masyarakat
Jakarta tidak punya waktu banyak untuk mendengar, apalagi membaca.
Mereka hanya perlu untuk bicara dan mengomentari prilaku sekitarnya.
Kultur modern yang membuatnya harus serba cepat. Masalah hari ini, harus
selesai hari ini!
Isu – isu hangat kembali
menjajah media yang tanpa sengaja kita konsumsi setiap hari. Mulai dari
area sekolah, kantin – kantin perkantoran, sampai meja makan di rumah
yang tak mempunyai meja. Tapi biarlah, karena kita masih terlalu cinta
dengan headline!
“gue..gue..dan elo..elo”
itulah teori hidup mental Jakarta. Tak perlu berpikir untuk sekedar
menoleh apa yang terjadi disamping tembok rumahmu. Karena harimu tentu
sudah lebih berat dari hari kemarin. Jadi…Cuek aje, Brur!!
Sepertinya
ada yang janggal disini?! Bukankah ini kota yang ramah? Kota yang
selalu membengkak dalam sensus tiap tahunnya. Apalagi setelah bulan
Syawal. Entah siapa yang pertama menularkan. Atau memang kerasnya
Jakarta yang melahirkan mental tersebut.
Sebut
dalam hal kecil membuang sampah. Mungkin jika ada orang yang
mengingatkan ketika plastik yang kita buang, untuk segera kita ambil
kembali. Maka pada tiap perempatan akan banyak perkelahian yang
disebabkan oleh dibuangnya plastik secara sembarangan. Atau ketika
gelombang kendaraan roda dua menerobos jalur satu arah. Maka yang
terjadi perdebatan dipersimpangan jalan, karena motor tak pernah salah.
Hahhaha..
Ketika sampah – sampah itu menyumbat
saluran air, maka akan mengundang banjir. Dan air yang datang tidak
hanya mencari rumah – rumah si pembuang sampah sembarangan. Tetapi semua
jalur yang dilewati. Ketika pengendara yang melanggar itu mendapatkan
“buah” atas kelakuannya. Siapa yang merugi? Ya diri sendiri, waktu, dan
orang – orang hanya bicara “kasihan ya..”
Jakarta
bisa tenang karena penduduknya. Jakarta bisa sejuk juga karena
penduduknya. Tapi jangan paksa semuanya menjadi keras. Lihatlah jalan –
jalan pada pagi sampai sore, mungkin jutaan makian akan kau dapatkan
disini. Tapi cobalah keluar setelah jam makan malam. Ratusan remaja
tanggung beradu gengsi di kedai – kedai kopi “tak tutup”. Di beberapa
kawasan, para syetan tengah tertawa karena akan menuai beberapa dosa di
pojok Jakarta. Para kelompok relegius juga demikian, melakukan pujian –
pujian terhadap Tuhan dan Kekasihnya. Di rumah – rumah mapan, sibuk
berbincang cerita “never ending conflict” ala produser india. Mungkin
ini yang dinamakan Seimbang. Maka jaga tiap porosnya agar tidak berat
sebelah.
Pemilihan Gubernur sudah didepan mata.
Bahkan jauh sebelum ini, kita – kita (Supporter) udah rame bikin
“slogan – slogan penyambutan”. Ada yang antusias, acuh, cuek, bahkan ada
yang terang – terangan minta stadion buat Persija. Tidak ada yang salah
disini, mungkin hanya kadar garam dan mecin pada makanan kita saja yang
berbeda – beda.. Gayung bersambut, para calon – calon DKI1 langsung
menjawab, ada beberapa yang sangat gencar membahas soal Persija pada
setiap kampanyenya. Tapi ada juga yang hanya sekelebatan kain saja
membahasnya. Tapi tentunya warna oren kebesaran Persija selalu melekat
dan menjadi atribut – atribut pada setiap media – media promo mereka.
Persija
ada karena Jakarta. Tapi Persija mampu mewakili kecintaan terhadap
Jakarta. Sebagian teman – teman berpendapat, Gubernur yang baik, adalah
yang mampu memberikan yang terbaik untuk Persija. Tanpa mengesampingkan
masalah – masalah lain yang tentu saja sama besar. Jadi siapakah
pilihanmu?
Jika hanya bergunjing dan
bersembunyi ketika suaramu diperlukan nanti. Maka jangan pernah protes
ketika ketidak adilan berpihak pada kepentingan Persija dan kebutuhan
Jakarta pada umumnya.
Pada pembukaan UUD 1945 tegas tertulis,
bahwasanya kita merdeka berkat pertolongan dan ijin dari Allah. Maka
adalah hal yang bodoh jika kita menganggap ayat konstitusi masih lebih
baik dari ayat suci.
sumber : www.jakmania.org
No comments:
Post a Comment