Saturday, August 11, 2012

Jakarta Merah Merona Menggoda

Persija Oren
Persija Oren
Persija Oren
JakOnline-

Assalamu’alaikum..apa kabar kawan – kawan disana? Baik dan sehat – sehat harapannya.
Sekelumit persoalan belum mampu menjengal langkah – langkah positif untuk bergerak melaju bintang kemenangan. Rutinitas yang membosankan bisa jadi karena kita terlalu terlena dalam zona aman diri. Ketika semuanya bergerak simultan serta membutuhkan akselerasi tinggi apa yang terjadi jika selimut dan hawa sejuk begitu menggoda. Banyak orang di Jakarta masih saja bergerak tanpa mengkhawatirkan jegalan – jegalan dari sekitarnya. Tetapi masih lebih banyak orang – orang disini yang hanya sibuk menjegal tanpa bergerak dari titik dimana mereka memulai.

Kelompok – kelompok pada daerah kekuasaan masing – masing terus menancapkan cakar – cakar kepentingannya. Seakan waktu dibuat tak bergerak. Ada kelompok yang berlandaskan ideologi kebebasan ala Calius Calligula. Ada juga kelompok yang seperti telah “mengantongi” kunci syurga. Dan banyak yang mencari aman dengan membangun menara – menara di kedua sisinya.

Akh! Bahasanya terlalu rumit dan sedikit membosankan. Karena masyarakat Jakarta tidak punya waktu banyak untuk mendengar, apalagi membaca. Mereka hanya perlu untuk bicara dan mengomentari prilaku sekitarnya. Kultur modern yang membuatnya harus serba cepat. Masalah hari ini, harus selesai hari ini!

 Isu – isu hangat kembali menjajah media yang tanpa sengaja kita konsumsi setiap hari. Mulai dari area sekolah, kantin – kantin perkantoran, sampai meja makan di rumah yang tak mempunyai meja. Tapi biarlah, karena kita masih terlalu cinta dengan headline!

“gue..gue..dan elo..elo” itulah teori hidup mental Jakarta. Tak perlu berpikir untuk sekedar menoleh apa yang terjadi disamping tembok rumahmu. Karena harimu tentu sudah lebih berat dari hari kemarin. Jadi…Cuek aje, Brur!!

Sepertinya ada yang janggal disini?! Bukankah ini kota yang ramah? Kota yang selalu membengkak dalam sensus tiap tahunnya. Apalagi setelah bulan Syawal. Entah siapa yang pertama menularkan. Atau memang kerasnya Jakarta yang melahirkan mental tersebut.

Sebut dalam hal kecil membuang sampah. Mungkin jika ada orang yang mengingatkan ketika plastik yang kita buang, untuk segera kita ambil kembali. Maka pada tiap perempatan akan banyak perkelahian yang disebabkan oleh dibuangnya plastik secara sembarangan. Atau ketika gelombang kendaraan roda dua menerobos jalur satu arah. Maka yang terjadi perdebatan dipersimpangan jalan, karena motor tak pernah salah. Hahhaha..

Ketika sampah – sampah itu menyumbat saluran air, maka akan mengundang banjir. Dan air yang datang tidak hanya mencari rumah – rumah si pembuang sampah sembarangan. Tetapi semua jalur yang dilewati. Ketika pengendara yang melanggar itu mendapatkan “buah” atas kelakuannya. Siapa yang merugi? Ya diri sendiri, waktu, dan orang – orang hanya bicara “kasihan ya..”

Jakarta bisa tenang karena penduduknya. Jakarta bisa sejuk juga karena penduduknya. Tapi jangan paksa semuanya menjadi keras. Lihatlah jalan – jalan pada pagi sampai sore, mungkin jutaan makian akan kau dapatkan disini. Tapi cobalah keluar setelah jam makan malam. Ratusan remaja tanggung beradu gengsi di kedai – kedai kopi “tak tutup”. Di beberapa kawasan, para syetan tengah tertawa karena akan menuai beberapa dosa di pojok Jakarta. Para kelompok relegius juga demikian, melakukan pujian – pujian terhadap Tuhan dan Kekasihnya. Di rumah – rumah mapan, sibuk berbincang cerita “never ending conflict” ala produser india. Mungkin ini yang dinamakan Seimbang. Maka jaga tiap porosnya agar tidak berat sebelah.

Pemilihan Gubernur sudah didepan mata. Bahkan jauh sebelum ini, kita – kita (Supporter) udah rame bikin “slogan – slogan penyambutan”. Ada yang antusias, acuh, cuek, bahkan ada yang terang – terangan minta stadion buat Persija. Tidak ada yang salah disini, mungkin hanya kadar garam dan mecin pada makanan kita saja yang berbeda – beda.. Gayung bersambut, para calon – calon DKI1 langsung menjawab, ada beberapa yang sangat gencar membahas soal Persija pada setiap kampanyenya. Tapi ada juga yang hanya sekelebatan kain saja membahasnya. Tapi tentunya warna oren kebesaran Persija selalu melekat dan menjadi atribut – atribut pada setiap media – media promo mereka.

Persija ada karena Jakarta. Tapi Persija mampu mewakili kecintaan terhadap Jakarta. Sebagian teman – teman berpendapat, Gubernur yang baik, adalah yang mampu memberikan yang terbaik untuk Persija. Tanpa mengesampingkan masalah – masalah lain yang tentu saja sama besar. Jadi siapakah pilihanmu?

Jika hanya bergunjing dan bersembunyi ketika suaramu diperlukan nanti. Maka jangan pernah protes ketika ketidak adilan berpihak pada kepentingan Persija dan kebutuhan Jakarta pada umumnya.
Pada pembukaan UUD 1945 tegas tertulis, bahwasanya kita merdeka berkat pertolongan dan ijin dari Allah. Maka adalah hal yang bodoh jika kita menganggap ayat konstitusi masih lebih baik dari ayat suci.

Ayo kawan, jangan hanya bergunjing. Jangan jadi generasi apatis, Jakarta membutuhkanmu. Bantu Jakarta memilih Pemimpinya..

sumber : www.jakmania.org

No comments: